Rabu, 08 Februari 2012

Memahami Pribadi Diri Sendiri dan Orang Lain

Memahami diri sendiri
Mengenal diri sendiri melalui introspeksi

Introspeksi adalah proses individu melihat ke dalam dirinya dan menguji pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, dan motif-motifnya sendiri. Meskipun ini sangat bermanfaat, ternyata jarang dilakukan.

Meskipun jarang berpikir mengenai diri sendiri, tentu saja kadang-kadang kita mengubah arah perhatian menyadari diri sendiri, terutama bila menghadapi situasi yang memicu kesadaran diri, misalnya bila kita sedang menghadapi masalah, melihat diri sendiri dalam cermin, dan sebagainya.

Seperti dijelaskan oleh Aronson dkk (2007) dalam bukunya Social Psychology, bila kita memusatkan perhatian pada diri sendiri, kita menilai dan membandingkan perilaku kita saat itu dengan standar internal dan nilai-nilai kita. Kita menjadi sadar diri, dalam arti menjadi objektif, menilai diri kita sendiri melalui pengamatan.

Veren dan Silvia yang meneliti dinamika kesadaran diri menjelaskan sebagai berikut: Melalui refleksi diri kita menjadi sadar akan kesenjangan antara perilaku dengan standar internal kita. Bila kita merasa dapat mengubah perilaku sesuai dengan standar internal, kita akan melakukannya, dan merasa nyaman karenanya.

Namun, bila kita merasa tidak dapat mengubah perilaku kita, dalam keadaan sadar diri, kita akan merasa tidak nyaman karena berhadapan dengan umpan balik yang tidak menyetujui diri sendiri. Karena merasa tidak nyaman, biasanya orang cenderung melarikan diri dari kondisi sadar diri.

Untuk dapat menjauhkan diri dari kondisi sadar diri, sebagian dari kita melakukan berbagai upaya, antara lain dengan menyalahgunakan alkohol, pesta makanan, dan masokisme seksual. Contohnya, menjadi peminum alkohol merupakan cara untuk menghindari pikiran negatif mengenai diri sendiri. Beberapa penulis menyimpulkan: kenyataan bahwa orang-orang melakukan hal yang berbahaya, meskipun berisiko, merupakan indikasi betapa tidak menyenangkan bila kita dalam kondisi sadar diri.

Meski demikian, tidak semua bentuk pelarian dari diri sendiri (escaping the self) itu bersifat merusak. Berbagai bentuk pengalaman religius dan spiritual juga dapat diartikan sebagai penghindaran dari kondisi terfokus pada diri sendiri.

Selain itu, fokus pada diri sendiri juga tidak selalu tidak menyenangkan. Bila kita mengalami sukses besar, berfokus pada diri sendiri dapat terasa sangat menyenangkan karena hal itu memperjelas prestasi positif kita. Fokus pada diri sendiri dapat juga menjadi cara untuk keluar dari kesulitan, yaitu mengingatkan kita akan mana yang benar dan yang salah, sehingga kita memilih untuk bertindak benar.

Keterbatasan instrospeksi

Berbagai proses mental terjadi di luar kesadaran. Biasanya kita hanya sadar akan hasil akhir proses berpikir kita (misalnya bahwa kita jatuh cinta), namun tidak menyadari proses kognisi yang menyebabkan hasil tersebut. Itulah sebabnya, hanya dengan introspeksi mungkin tidak membuat kita menemukan penyebab pikiran atau perasaan kita, namun kita akan berhasil meyakinkan diri mengenai penyebabnya.



Nisbett & Wilson menyebut fenomena ini sebagai "telling more than we can know" karena penjelasan orang mengenai perilaku dan perasaannya sering jauh dari apa yang dapat mereka ketahui secara rasional.



Sebagai contoh, penelitian Wilson, Laser, & Stone (1982) dengan partisipan mahasiswa. Partisipan diminta mencatat suasana hatinya (mood) setiap hari selama lima minggu. Mereka juga diminta melacak hal yang mungkin menyebabkan mood mereka, misalnya cuaca, beban kerja, atau lama tidur pada malam hari sebelumnya.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa dalam banyak kasus, individu salah dalam memperkirakan apa yang memengaruhi suasana hati mereka. Contohnya, banyak orang mengira bahwa suasana hatinya dipengaruhi oleh lamanya waktu tidur, padahal kenyataan lamanya waktu tidur tidak memengaruhi mood.

Hal yang menjadi sandaran partisipan dalam memperkirakan penyebab perasaan atau perilakunya adalah teori-teori kausal (causal theories) yang ada dalam benak mereka. Yang dimaksud dengan teori-teori kausal di sini adalah teori-teori mengenai penyebab perasaan dan perilaku kita sendiri; di mana teori-teori tersebut sering kita pelajari dari budaya kita.

Masalahnya, skema pengetahuan dan teori-teori kita tidak selalu benar dan dapat mengakibatkan kesalahan dalam menilai penyebab tindakantindakan kita. Selain bersandar pada teori-teori kausal, dalam memperkirakan penyebab perasaan atau perilaku kita sendiri, kita juga bersandar pada informasi-informasi yang kita miliki mengenai diri kita sendiri.

Fakta menunjukkan bahwa bagaimanapun juga introspeksi tidak selalu memberikan jawaban yang benar mengenai penyebab perasaan dan perilaku kita. Itulah sebabnya, selain introspeksi kita perlu juga melakukan langkah pengenalan diri yang lain, yakni dengan mengamati perilaku kita sendiri dan juga melalui orang lain.


Memahami diri pribadi dan orang lain
Termasuk orang tipe apakah Anda? Dan termasuk tipe apakah teman atau keluarga Anda? Anda bisa cari tahu tipe diri Anda dan orang lain dari artikel Mengenali Tipe Diri Pribadi dan Orang Lain ini. 
Disini saya menekankan terdapat 4 tipe orang. Kadang ada yang menyebutkan ada 7 tipe. Tetapi secara umum terdapat 4 tipe, yaitu Sanguinis, Melankolis, Koleris, dan Phlegmatis. Mengetahui tipe diri sendiri dan orang lain memberikan manfaat tersendiri bagi kita. Kita bisa memahami diri sendiri dan orang lain. Selain itu kita bisa mengambil langkah bagaimana cara kita menghadapi orang tipe tertentu, sehingga orang tersebut merasa nyaman dengan diri kita.
Manfaat Mengenali Tipe Diri Pribadi dan Orang Lain
Bagi Diri Sendiri
  • kita dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan kita.
  • dengan mengetahui kelemahan diri sendiri, kita bisa intropeksi diri, melakukan perubahan untuk jadi semakin lebih baik.
  • dan tentunya mengetahui/memahami pribadi kita sendiri.
Bagi Orang Lain
  • kita dapat mengetahui/memahami pribadi orang lain.
  • dengan mengetahui pribadi orang lain, diharapkan kita tahu cara dalam menghadapi orang tersebut, misalnya: dalam hal bekerjasama dan berteman.
  • dan tentunya dalam mencari pasangan hidup, memahami pribadi orang lain saat penting karena agar menjadikan pasangan tersebut saling melengkapi kekurangan dan kelebihan masing-masing, agar suatu saat nanti tidak terjadi perceraian yang disebabkan berbeda pendapat saja seperti yang terjadi kebanyakan artis sekarang ini.
Karakteristik Tipe Orang
Dalam pembahasan ini, secara garis besar dan secara umum tipe diri orang dibagi menjadi empat, yaitu Sanguinis, Melankolis, Koleris, dan Phlegmatis. Meskipun begitu ada juga yang menyebutkan tipe diri orang ada yang dibagi menjadi 7 tipe.
Berikut keempat macam tipe diri orang beserta kelamahan dan kelebihannya. Dalam pembahasan ini mungkin hanya diberikan sebagian kecil ciri-ciri dari masing-masing tipe (yang signifikan).
1. Sanguinis (Populer –> Pembicara)
Kelebihan Tipe Sanguinis
  • Emosi
    - kepribadian menarik
    - pembicara yang baik
    - suka berbicara, biasanya memukau pendengar
    - menghidupkan suasana, rasa humor tinggi
    - emosional dan demostratif
    - antusias, ekspresif, penuh semangat, periang
  • Dalam Pekerjaan
    - suka membantu tugas orang lain
    - tampak hebat, kreatif dan inovatif
    - menarik perhatian orang lain untuk mengikutinya
  • Sebagai Teman
    - supel, mudah berteman (gaul), menyenagkan
    - mudah minta maaf
    - suka dipuji
Kesimpulan Tipe Sanguinis
Tipe orang Sanguinis merupakan pribadi yang menyenangkan jadi tidak salah jika banyak orang yang menyukainya, ingin merasa dirinya dikenal banyak orang, ide-idenya gila tetapi kreatif dan inovatif seperti ide-ide orang sukses, ingin dirinya menjadi trend setter agar orang lain mengikuti jejaknya.
Kelemahan Tipe Sanguinis
  • bicara terus menerus (cerewet)
  • suka memonopoli
  • penyela (biasanya menyela pembicaraan orang lain)
  • menyimpang terlalu jauh dari kebenaran (suka membual)
2. Melankolis (Pemikir –> Sempurna)
Kelebihan Tipe Melankolis
  • Emosi
    - perasaannya halus, sensitif, dalam
    - analitis, serius, tekun, dan idealis
    - kreatif, berbakat, rasa seninya tinggi
    - menyukai keindahan
  • Dalam Pekerjaan
    - perfeksionis, standart tinggi, orientasi jadwal
    - tertib dan terorganisir
    - senang: grafik, bagan, gambar, tabel (visual)
  • Sebagai Teman
    - hati-hati dalam berteman
    - setia, mudah terharu, mudah kasihan
    - menghindari perhatian, tidak suka menonjolkan diri
    - pendengar yang baik
Kesimpulan Tipe Melankolis
Tipe orang Melankolis merupakan pribadi yang cerdas karena dia selalu memikirkan langkah apa yang akan dambil dalam memecahkan masalah. Akan tetapi pribadi Melankolis ini terlalu lama dalam mengambil keputusan karena dia selalu memikirkannya matang-matang agar dia mendapatkan segala sesuatunya itu sempurna. Perasaannya sensitif, jika dia disakiti dia tidak akan mudah melupakannya. Akan tetapi tipe ini merupakan seorang teman yang setia, tidak suka menghianati teman. Dan juga dia ini ibarat orang yang suka bekerja di balik layar, tidak terlalu ingin dirinya menjadi pusat perhatian.
Kelemahan Tipe Melankolis
  • menekan perasaan
  • jika punya masalah yang berat, dia langsung down dan sering terlihat murung
  • terlalu pendiam
  • mudah depresi
3. Koleris (Kuat –> Pelaku)
  • Emosi
    - berbakat pemimpin, dinamis dan aktif
    - suka perubahan, selalu memperbaiki kesalahan (introspeksi diri)
    - logis, tegas dan berkemauan kuat
    - bebas mandiri, tidak mudah menyerah
    - percaya diri, mampu dalam banyak hal
  • Dalam Pekerjaan
    - bergerak cepat dalam bertindak, berkembang, bersaing
    - orientasi pada target, pandai memecahkan masalah
    - mampu memberikan semangat kepada orang lain
  • Sebagai Teman
    - tidak terlalu tergantung teman
    - mau bekerja dan memimpin
    - mau ambil bagian dalam keadaan darurat
Kesimpulan Tipe Koleris
Tipe orang Koleris adalah tipe orang yang berjiwa pemimpin, menyadari kesalahannya dan kemudian memperbaiki kesalahannya, punya kemauan kuat untuk meraih sesuatu yang diinginkan, biasanya aktif dalam suatu kegiatan, orang sibuk, menargetkan apa yang akan dicapai.
Kelemahan Tipe Koleris
  • sok berkuasa
  • keinginannya selalu ingin dituruti
  • egois
  • suka mengatur
4. Phlegmatis (Damai –> Pengamat)

  • Emosi
    - rendah hati, tenang dan sabar
    - simpatik, baik hati, pendiam
    - mampu mengendalikan/menyembunyikan emosi
    - mudah bersyukur, mudah bahagia
  • Dalam Pekerjaan
    - mudah kompromi, mudah sepakat
    - menjadi penengah ketika ada masalah
    - menghindari konflik
    - kuat dalam tekanan
  • Sebagai teman
    - berhati-hati, tidak suka menyinggung orang lain
    - pendengar yang baik, punya banyak teman
    - mudah bergaul, menyenangkan dan rileks
Kesimpulan Tipe Phlegmatis
Tipe orang  Phlegmatis merupakan pribadi yang sabar dan senang dalam menghadapi masalah, emosinya tidak meluap-luap ketika dia bahagia atau sedih, pendiam, mampu bekerja dalam tekanan, tidak suka pertengkaran, hati-hati dalam berucap kepada orang lain, menyenangkan.
Kelemahan Tipe Phlegmatis
  • masa bodoh dengan orang lain
  • tidak punya kepastian/pendirian (plin-plan)
  • cuek
  • tidak peduli apa yang sedang dilakukannya
Termasuk Tipe Apakah Saya?
Secara pribadi, saya termasuk dominan tipe orang Melankolis. Karena saya orangnya selalu menginginkan kesempurnaan, dalam hal menyelesaikan pekerjaan dan juga mencari jodoh tentunya. Yang jadi kebiasaan buruk saya yaitu ketika mendapat masalah, saya sering tidak mood, mudah depresi, pendiam banget, pengennya selalu sendiri. Itulah saya sebagai seorang tipe Melankolis.
Cara Menghadapi Masing-Masing Tipe
Ada keuntungan tersendiri dengan kita mengetahui cara menghadapi orang dengan tipe yang berbeda-beda. Dalam berteman dan bekerjasama, kita akan banyak mendapatkan keuntungan dengan kita memahami seseorang.
Menghadapi Tipe Sanguinis
  • kenali kesulitannya dalam menyeleseikan tugas
  • sadarilah bahwa mereka berbicara tanpa berpikir lebih dahulu dan terkadang menyinggung persaaan orang lain, tetapi sebenarnya dia hanya bercanda dengan ucapannya
  • sadari bahwa mereka menyukai variasi dan fleksibilitas (apa ya maksudnya ini??? hehehe)
  • bantu mereka agar tidak menerima lebih dari yang mereka bisa lakukan
  • pujilah mereka untuk segala sesuatu yang mereka capai
  • ingatlah bahwa mereka mudah emosi
  • berilah hadiah untuk event-event tertentu (bukan berarti mereka gampang disuap ya!!!!), misalnya sedang berulang tahun atau mendapatkan prestasi
Menghadapi Tipe Melankolis
  • ketahuilah bahwa mereka sangat sensitif perasaannya dan mudah sakit hati (saya banget neh)
  • motivasi mereka saat mereka kurang optimis (siapa ya yang bisa memotivasi saya???)
  • mereka perlu bantuan agar tidak mudah tertekan
  • pujilah dengan tulus dan penuh kasih sayamg
  • beri kesempatan mereka jika memang sedang ingin sendiri saja
  • berusahalah untuk selalu menepati janji sesuai jadwal dengannya (sebab tipe orang Melankolis selalu ingin tepat waktu)
Menghadapi Tipe Koleris
  • akui bahwa mereka memang berbakat memimpin
  • bersikeraslah melakukan komunikasi dua arah
  • sadari bahwa mereka tidak bermaksud menyakiti
  • sadari bahwa mereka tidak berbelas kasihan
  • berusahalah membagi tanggung jawab
  • mereka biasanya selalu benar
Menghadapi Tipe Phlegmatis
  • sadarilah bahwa mereka memerlukan motivasi langsung
  • bantulah mereka menetapkan tujuan
  • jangan mengharapkan antusiasme
  • sadari bahwa mereka menunda-nunda pekerjaan karena itu bentuk kontrol mereka
  • paksalah mereka untuk membuat keputusan
  • motivasilah mereka untuk menerima tanggung jawab
Sebenarnya masih banyak point-point kelebihan, kekurangan, dan cara menghadapi dari masing-masing tipe. Akan tetapi, sebagian besar (dan biasanya) seperti itu. Mungkin teman-teman bisa memberikan tambahan melalui comment.
Dulu sewaktu saya mengikuti mata kuliah Kecakapan AntarPersonal, untuk menentukan tipe diri kita, kita (mahasiswa) disodori sebuah angket yang berisi pilihan multiple choice tentang suatu kasus dan dari sejumlah kasus tersebut kita condong melakukan hal apa dengan memilih pilihan yang ada. Setelah itu pilihan (jawaban) kita dijumlahkan dan pada akhirnya diketahuilah kita termasuk tipe orang yang mana. Akurat tidaknya saya kurang tahu, yang pasti banyak dari teman-teman saya yang hasilnya memang merasa begitu kenyataannya. Sebenarnya saya juga ingin membagikan angket studi kasus tersebut, akan tetapi pada waktu itu angket tersebut tidak dibagikan (dikumpulkan kembali). Pada waktu itu saya juga tidak berniatan untuk mengcopy. Jadi saat ini saya tidak mempunyai angket tersebut.
Dengan berdasarkan point-point pembahasan diatas,  cobalah Anda menilai diri Anda sendiri, termasuk tipe orang yang manakah Anda? Lalu cobalah menilai orang lain termasuk tipe orang yang manakah dia? Bisa jadi Anda termasuk ke dalam dua jenis tipe orang, akan tetapi cobalah Anda telaah, manakah dari salah satu keempat tipe orang yang benar-benar mewakili/condong dengan pribadi Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar